Fenomena Tari Kuda Lumping

12/11/2013 Add Comment
Tari Kuda Lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek militer dari pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini terlihat dari gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, dengan jentikan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.

Seringkali dalam pertunjukan tari Kuda Lumping, acara juga menampilkan atraksi berbau magis kekuatan gaib, seperti kaca tarik mengunyah, memotong lengan dengan parang, membakar diri, berjalan di atas pecahan kaca, dan lain-lain. Mungkin, atraksi ini merefleksikan kekuatan supranatural di zaman kuno dikembangkan di Kerajaan Jawa, dan merupakan aspek non militer yang digunakan untuk melawan penjajah.  

Dalam tahap ini, tidak perlu koreografi khusus, serta peralatan perlengkapan sebagai Karawitan gamelan . Gamelan untuk mengiringi tari Kuda Lumping cukup sederhana, hanya terdiri dari Kendang, Kenong, Gong, dan terompet, seruling dengan suara melengking. Puisi dinyanyikan dalam tarian yang menyertainya, biasanya mengandung daya tarik bahwa orang-orang selalu melakukan perbuatan baik dan selalu ingat Sang Pencipta. Beberapa penari muda bambu naik dan menari untuk musik. Pada bagian ini, para penari Buto Lawas mungkin telah dimiliki atau dikuasai oleh roh. Para penonton juga tidak luput dari fenomena kepemilikan.

 Banyak masyarakat setempat yang menyaksikan pertunjukan ke trans dan menari dengan penari. Sadar, mereka terus menari dengan gerakan enerjik dan terlihat kompak dengan para penari lainnya. Untuk memulihkan penari dan kesadaran penonton dimiliki, dalam setiap pagelaran selalu hadir leluhurnya, orang yang memiliki kemampuan supranatural yang kehadirannya dapat dikenali melalui pakaian yang dia kenakan semua hitam. Kakek akan memberikan penawar hingga penari dan kesadaran penonton pulih.
 

Wayang Budaya Yang Adhiluhung

12/09/2013 Add Comment
Wayang kulit yang tradisional Jawa seni yang masih bertahan sampai hari ini. Tidak diragukan lagi, ketika UNESCO pada 7 November 2003 menobatkan wayang sebagai karya yang menakjubkan budaya dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga . boneka bayangan yang sangat baik dikenal di Jawa Tengah dan Jawa Timur .

Nenek moyang Indonesia , beberapa puluh tahun SM telah dikenal wayang , bentuk panggung sebagai sarana religius ritus ritual -menggunakan shadow - shadow ( boneka ) dalam menyampaikan program-program mereka . Menjadi Hindu bangsa menemukan wayang sebagai forum untuk membawa kisah Mahabharata atau Ramayana dalam agama.

Lalu ada yang sangat harmonis perpaduan antara dua budaya yang berasal dari Hindu dan seorang asli Indonesia , sehingga sampai saat ini wayang dengan cerita dari Hindu ( Mahabharata dan Ramayana ) mampu beradaptasi dengan perkembangan dari sejarah Indonesia . Secara bertahap seni pedalangan di Indonesia berkembang sesuai dengan selera dan kebutuhan penggemar , menciptakan berbagai bentuk dan berbagai cerita dari Menak wayang , wayang Suluh ke Rev bersama tradisional lainnya kesenian yang terkait ke dalam seni pedalangan


 Puppetry seni ( termasuk seni pedalangan ) adalah salah satu tradisional bentuk klasik seni dan budaya Indonesia yang adhiluhung (bernilai tinggi ), mengandung nilai kehidupan dan yang hidup luhur , yang pada setiap akhir cerita atau kisah -nya kebaikan dan selalu menang atas kejahatan . itu, mengandung doktrin, yang bekerja dengan baik untuk menjadi unggul , sedangkan perbuatan buruk akan selalu menerima kekalahan .